
어이쿠... 29살의 나이에 본인이 낳은 아기 얼굴도 못보고 떠난 산모와 이제 엄마없이 살아갈 아기와 산모의 여러가족들이 겪고 있는 고통이....너무 마음이 아파요...의료사고는 정말 밝히기도 어렵고... 인생은 정말 복불복이라는 생각에 허무해집니다.
Kematian seorang ibu setelah menerima anestesi epidural di sebuah klinik kebidanan dan ginekologi di Daejeon. Laporan komprehensif ini mencakup pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam sebuah postingan yang ditulis oleh adik kandung sang ibu, termasuk serangan jantung yang terjadi segera setelah anestesi epidural.
Pada 15 Juni 2025, seorang ibu berusia 29 tahun yang sedang mempersiapkan persalinan di sebuah klinik kebidanan dan ginekologi di Daejeon mengeluh pusing dan sesak napas sekitar 10 menit setelah menerima suntikan anestesi, dan kemudian mengalami henti jantung. Bayi tersebut lahir dengan selamat melalui operasi caesar darurat, tetapi sang ibu tidak pernah sadar kembali dan meninggal dunia pada 7 Juli.
Sekitar sebulan setelah kejadian, adik almarhum secara pribadi mengunggah postingan di komunitas daring untuk mengungkap kejadian tersebut. Penulis menyatakan bahwa ia telah menerima saran medis mengenai kemungkinan anestesi spinal, alih-alih anestesi epidural, telah diberikan secara tidak tepat, karena perubahan kondisinya yang cepat segera setelah prosedur. Keluarga menduga kemungkinan ini sebagai penyebab kematian, dan membagikan foto serta komentar ahli yang menunjukkan bahwa "kateter kemungkinan besar masuk ke sumsum tulang belakang, bukan dura mater."
Penulis juga mencatat bahwa tidak ada CCTV yang terpasang di ruang operasi pada saat operasi, dan terdapat perbedaan antara catatan rumah sakit dan catatan medis darurat terkait perawatan darurat. Penulis juga mempertanyakan ketepatan dan waktu intubasi endotrakeal, karena dilakukan setelah pernapasan ibu sudah melemah.
Mereka juga mengemukakan masalah seperti fakta bahwa rumah sakit tidak segera membuat catatan medis segera setelah kecelakaan dan tidak ada penjelasan atau proses persetujuan yang memadai bagi wali, dan menyatakan bahwa pencarian fakta yang akurat dan perbaikan sistem diperlukan dalam hal ini.
Adik almarhum, yang menulis postingan tersebut, menyatakan bahwa "postingan ini tidak dimaksudkan untuk menentukan tanggung jawab rumah sakit," dan bahwa insiden ini bukan sekadar tragedi bagi satu keluarga. Ia menekankan bahwa kasus ini mengungkap titik buta dalam sistem persalinan. Ia juga mengungkapkan kesedihannya atas kenyataan bahwa lebih banyak orang daripada yang diperkirakan mengalami rasa sakit yang sama, dengan mengatakan, "Saya bahkan lebih terkejut lagi dengan fakta bahwa begitu banyak orang mengalami hal serupa." Ia juga menyampaikan harapannya agar para calon ibu mendapatkan informasi lengkap tentang obat pereda nyeri dan dapat membuat pilihan yang tepat.
Setelah insiden tersebut diketahui publik, masyarakat menyampaikan belasungkawa atas kematian sang ibu, tetapi juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap sistem layanan kesehatan, dengan beberapa bertanya, "Mengapa melahirkan masih begitu berbahaya?" Beberapa ibu yang berpengalaman mengungkapkan ingatan samar tentang penjelasan medis atau prosedur persetujuan, menekankan pentingnya hak pasien atas informasi dan prosedur pra-persalinan. Insiden ini menyoroti struktur yang tidak transparan dan titik buta institusional di bidang layanan kesehatan.
Q1. Klaim apa yang dibuat penulis tentang penyebab kecelakaan tersebut?
A1. Mereka mengemukakan kemungkinan bahwa anestesi spinal, bukan anestesi epidural, diberikan secara tidak tepat, dan menyatakan bahwa mereka mengonfirmasi kemungkinan ini melalui saran medis.
Q2. Apakah ada prosedur penjelasan dan persetujuan pada saat operasi darurat?
A2. Kakak ipar, yang merupakan wali, mengatakan bahwa tidak ada penjelasan khusus atau prosedur persetujuan selain pernyataan singkat bahwa "operasi caesar darurat akan dilakukan."
Q3. Perawatan apa yang diterima ibu segera setelah kecelakaan?
A3. Setelah menjalani operasi caesar darurat, ia dipindahkan ke rumah sakit universitas dan didiagnosis mengalami kekurangan oksigen dan kerusakan otak.
Ya.
Q4. Bagaimana dengan catatan rumah sakit dan CCTV?
A4. Tidak ada CCTV yang terpasang di ruang operasi, dan muncul pertanyaan tentang perbedaan antara waktu penulisan rekam medis dan isi rekam medis darurat.
Itu diangkat.
Q5. Bagaimana tanggapan keluarga yang ditinggalkan saat ini?
A5. Kami menyediakan nasihat medis dan hukum, serta mendesak pembagian informasi dan perbaikan kelembagaan untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
Lihat postingan populer secara real time